Menilik Perancangan Lampu Stadion GBK yang Disebut Terbaik di Dunia

dian pelita lampu stadion gbk
\"dian
Photo by Dino Januarsa on Unsplash

Stadion Gelora Bung Karno merupakan ikon kebanggaan bangsa Indonesia. Lampu stadion GBK ini dikatakan salah satu terbaik di dunia. Tak hanya itu saja, kekuatan pencahayaan stadion ini tidak jauh berbeda dengan Stadion San Siro, markas klub sepak bola raksasa dunia AC Milan dan Inter Milan.

Sekarang ini Stadion GBK merupakan stadion dengan fasilitas olahraga terlengkap di Indonesia. Renovasi yang dilakukan di tahun 2016 silam dalam rangka menyambut perhelatan pesta olahraga terbesar se-Asia, ASEAN Games, telah membuat stadion ini memiliki pencahayaan terbaik.

Penampilan GBK kian bersolek setelah renovasi rampung. Yang paling menonjol adalah pencahayaan lebih terang, taman ditata kembali, dan area untuk pejalan kaki lebih luas. Untuk memfasilitasi kebutuhan masyarakat akan spot foto, di berbagai sudut stadion tersedia berbagai latar yang menarik. Contohnya dari pintu masuk di jalan Asia Afrika, ada sebuah dinding yang mirip tumpukan batu bata dan tersusun rapi.

Selain digunakan untuk berbagai pertandingan sepak bola kandang Timnas Indonesia dan Persija, Stadion GBK kerap dijadikan venue konser. Di tahun ini ada jadwal konser SMTown di bulan September dan Coldplay di bulan November. 

Sejarah Singkat Stadion GBK

Stadion Gelora Bung Karno mempunyai nilai historis yang tinggi dan merupakan simbol kegigihan serta semangat pantang menyerah dari para olahragawan. Awal mula stadion ini dibangun memunculkan kontroversi dari masyarakat. Karena di zaman itu, pembangunan stadion dianggap sebagai sebuah pemborosan di saat kondisi ekonomi negara lagi sulit.

Latar belakang utama berdirinya stadion ini karena di tahun 1958 Indonesia terpilih sebagai tuan rumah Asian Games ke-4 yang akan dilaksanakan pada tahun 1962. Presiden Soekarno meyakinkan masyarakat bahwa pembangunan ini merupakan bentuk harga diri bangsa dan supaya negara kita dihargai bangsa-bangsa lain.

Pembangunan ini mengalami jalan yang tidak mudah. Akhirnya di tahun 1960, Stadion GBK pun mulai dibangun. Tiang pancang pertama dimulai pada tanggal 8 Februari 1960 dan disaksikan oleh Perdana Menteri Uni Soviet, Nikita Khrushchev.

Selama dua tahun, akhirnya pembangunan stadion ini pun rampung, tepatnya pada tanggal 21 Juli 1962. Stadion ini pun memiliki kapasitas tempat duduk sebanyak 110.000 dan siap untuk menggelar pesta olahraga bergengsi, Asian Games ke-4.

Setelah puluh tahun berlalu, revitalisasi besar-besaran pun kembali terjadi pada bulan Februari 2016 menjelang diselenggarakannya Asian Games ke-18 tahun 2018. Proses revitalisasi ini memakan waktu satu tahun lebih dan rampung pada Oktober 2017. Revitalisasi ini menyerap anggaran sebesar 770 miliar rupiah.

Pemerintah melakukan perbaikan besar-besaran di seluruh stadion agar sesuai dengan standar Dewan Olimpiade Asia. Seluruh bangku panjang kayu diganti dengan kursi tunggal dan membuat stadion ini menjadi stadion all-seater. Menariknya, sistem pencahayaan ditingkatkan dari 1200 lux menjadi 3500 lux. Tak hanya itu saja, di atap stadion ada 1.293 panel surya yang terpasang agar penonton terlindung dari sinar UV. Lalu ditambah lagi dengan penyediaan kursi dan jalur khusus bagi penyandang disabilitas.

Menilik Perancangan Lampu Stadion GBK

\"\"

Lampu Stadion GBK telah memenuhi standar pencahayaan stadion menurut FIFA. Jika dilihat dari standar FIFA, pencahayaan stadion itu sebesar 2000 lux. Stadion GBK sendiri telah melewati standar FIFA dan menyamakan kapasitas pencahayaannya seperti Stadion San Siro.

Pencahayaan stadion ini didukung oleh Panasonic yang menyuplai lampu sorot LED sebanyak 610 unit. Lampu-lampu tersebut telah menggunakan teknologi pencahayaan terbaru dan memiliki umur pemakaian yang panjang.

Dengan penggunaan LED lighting system, maka dipastikan konsumsi listriknya lebih hemat hingga 50% dari lampu pijar atau bohlam. Selain itu, lampu LED yang digunakan di stadion ini kualitas pencahayaannya tiga kali lebih baik.

Pemasangan lampu LED telah memenuhi standar tertinggi FIFA dan federasi atletik internasional (IAAF). Titik lampu ada sebanyak 610 set di seluruh lapangan, terkoneksi dengan tata suara sehingga pergerakan lampu bisa seirama dengan musik yang dimainkan saat itu.

Sebelumnya, pencahayaan stadion menggunakan teknologi metal halide, di mana membutuhkan waktu kurang lebih 15 menit untuk pemanasan terlebih dulu sebelum dihidupkan. Namun, dengan penggunaan LED dari Panasonic, kini bisa difungsikan sebagai interactive dynamic lighting.

Untuk struktur atap stadion, ada panel surya dengan kapasitas 420 KWP yang akan menghasilkan rata-rata 1.479 KWH/hari. Walaupun sumber utama energi Stadion GBK berasal dari tenaga surya, tapi tetap terkoneksi dengan sumber listrik dari genset dan PLN.

Di bagian luar stadion, nampak lampu warna-warni yang menghiasi seluruh bangunan. Lampu-lampu tersebut akan berganti warna dan menambah keindahan arsitektur Stadion GBK. Lampu fasad yang menyinari seluruh dinding hingga atap stadion sangat memesona di malam hari. Kendati bisa berganti warna, tapi tidak menyilaukan.

Penerangan yang memadai ini membuat masyarakat betah untuk berolahraga di sekitar stadion. Masyarakat pun merasa aman dan nyaman selama melakukan aktivitas di luar stadion.

Pencahayaan lampu Stadion GBK menjadi contoh bagaimana menghadirkan penerangan terbaik dan bisa hemat energi. Penonton akan mendapatkan pengalaman menonton yang memuaskan dan para atlet pun bisa bertanding tanpa merasa terganggu dengan lampunya. 

Jenis lampu sorot LED yang digunakan di stadion ini bisa dibeli di distributor lampu LED tepercaya seperti PT Dian Pelita Indonesia. Sebagai distributor resmi Panasonic, DPI menyediakan berbagai produk berkualitas untuk berbagai kebutuhan masyarakat. Hubungi kami untuk berdiskusi lebih lanjut.

Baca Juga: Seperti Apa Lampu Stadion Standar FIFA? Cari Tahu di Sini

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× Whatsapp