Address
Gedung Sopo Opung
Jl. Raya Kebayoran Lama No.5, RT.3/RW.1, Grogol Utara, Kec. Kby. Lama, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta12210
Address
Gedung Sopo Opung
Jl. Raya Kebayoran Lama No.5, RT.3/RW.1, Grogol Utara, Kec. Kby. Lama, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta12210
Lampu gantung adalah salah satu jenis lampu dan juga sebagai elemen penting dalam desain interior. Biasanya lampu ini dipajang di beberapa bagian rumah, ruang perkantoran, bahkan di ruang publik. Perjalanan lampu gantung dari lampu lilin kuno hingga desain modern yang inovatif adalah suatu evolusi menarik yang mencerminkan perkembangan teknologi, seni, dan fungsi.
Umumnya lampu ini sering disebut dengan chandelier. Jenis lampu ini sering digunakan sebagai lampu hias dengan desain sedemikian rupa untuk dipasang di langit-langit atau dinding rumah. Selain untuk di rumah, lampu ini kerap ditemui di masjid.
Material lampu gantung bermacam-macam seperti kuningan, plastik, kaca, kayu, rotan hingga stainless steel. Dari semua bahan tersebut, yang mudah perawatan, awet, kuat serta warna tidak pudar adalah kuningan.
Lampu hias gantung bisa dijadikan sebagai hiasan serta pelengkap pada suatu ruangan agar tidak terkesan kosong. Contohnya seperti lampu masjid, kehadiran lampu ini selain agar jamaah bisa beribadah dengan nyaman, ternyata mampu menghadirkan kesan ketenangan dan membuat ibadah lebih khusyuk.
Desain, warna, bentuk dan jenis dari lampu hias ini telah melalui sejarah yang cukup panjang. Dimulai dari bentuk lampu lilin kuno hingga bertransformasi menjadi sebuah desain modern dan estetik.
Sejarah lampu gantung dimulai jauh sebelum kemunculan listrik. Pada zaman kuno, manusia menggunakan lilin sebagai sumber cahaya utama. Orang Mesir dan Romawi kuno menggunakan lampu minyak dan lilin yang diikat pada struktur yang digantung di langit-langit ruangan. Desain awal ini hanya fokus pada fungsi pencahayaan dengan sedikit perhatian terhadap estetika.
Pada masa kejayaan era Klasik dan Renaisans, penggunaan lampu ini awalnya hanya ditempatkan di dalam gereja, istana, rumah pejabat atau para bangsawan di masa itu. Di abad ke-15, lampu gantung mulai terkenal dan menjadi salah satu elemen wajib ada di rumah orang kaya atau bangsawan.
Pada masa ini, lampu gantung telah menjadi sebuah simbolisasi kemewahan. Konsep chandelier pun dibuat dari berbagai bahan seperti perunggu dan perak, sering kali dihiasi dengan ukiran artistik, dan kaca berwarna. Estetika menjadi sangat penting, menggambarkan status sosial dan kekayaan pemiliknya.
Sedangkan untuk kelas menengah ke bawah, mereka membeli chandelier terbuat dari timah, kayu atau besi dengan harga yang murah.
Setelah era renaisans, di Eropa memasuki era revolusi industri. Pada era ini membawa perubahan cukup signifikan dalam produksi lampu gantung. Proses produksi yang lebih efisien ini memungkinkan produksi chandelier dilakukan secara massal.
Di abad ke-18, penggunaan kaca, logam, dan bahkan plastik menjadi umum dalam desain lampu gantung. Namun, konsep chandelier didominasi oleh karya Bohemian dan Venetian yang adalah pengrajin kaca.
Bohemian dan Venetian membuat lampu chandelier menggunakan potongan-potongan kaca sehingga bisa memantulkan cahaya. Efeknya membuat penerangan menjadi lebih luas serta terlihat lebih mewah.
Tren dari kaca pun bergeser ke bahan batu kristal. Hal ini dinilai lebih mudah untuk dibentuk serta harga bervariasi. Penggunaan kristal harganya ada yang lebih murah, ada pula mahal. Namun, kesan yang diberikan oleh lampu dengan bahan ini terlihat lebih mewah.
Selain penggunaan dari kaca maupun kristal, inovasi dalam teknologi pencahayaan yakni penemuan bola lampu di masa itu, turut berkontribusi dalam memberikan penerangan tambahan dari lampu gantung ini.
Abad ke-19 ditandai sebagai era modern di masa itu. Di abad ini muncul pendants lights yang konsepnya hampir serupa dengan chandelier. Kendati sama-sama digantung, pendant lamp ini hanya membutuhkan satu bohlam lampu saja, sedangkan chandelier terdiri dari beberapa bohlam untuk lalu dirangkai menjadi satu kesatuan.
Kehadiran pendant lamp ini memberi warna baru dalam dunia lampu. Desain yang minimalis, elegan dan estetik serta penggunaan lampu yang sedikit membuat jenis lampu gantung ini bertahan hingga sekarang.
Abad ke-20, perubahan besar terjadi dalam desain lampu gantung. Di abad ini para desainer mulai bereksperimen terhadap bahan dan bentuk. Mereka lebih berani membuat perubahan sehingga muncullah desain geometris, minimalis hingga abstrak yang muncul di pasaran. Bahannya pun bervariasi mulai dari kaca berlapis, logam hingga plastik.
Perkembangan desain dari lampu gantung modern saat ini semakin terhubung dengan teknologi. Ini tidak lepas dari hadirnya kecerdasan buatan dan teknologi LED yang membuat fungsi lampu sebagai alat penerangan bisa lebih maksimal sekaligus hemat energi.
Hal inilah yang membuat tren baru beberapa tahun belakangan ini. Makin banyak yang menyadari konsep energi yang keberlanjutan sehingga muncullah desain-desain modern dan ramah lingkungan. Tak hanya itu saja, keterkaitan desain dengan kebutuhan fungsional dan estetika interior yang modern pun semakin terlihat.
Seiring perkembangan dari lampu gantung ini, jenis lampu yang mulai ramai digunakan adalah LED. Memilih lampu LED sebaiknya ada pertimbangan khusus seperti mereknya. Salah satu merek yang sudah terkenal di dunia adalah Panasonic. Membeli merek ini sebaiknya ke distributor lampu Panasonic tepercaya seperti Dian Pelita Indonesia. Anda akan bisa memilih ragam lampu Panasonic sesuai kebutuhan.
Demikian ulasan mengenai sejarah dan evolusi dari lampu gantung. Selain untuk penerangan pada umumnya, lampu hias gantung memiliki nilai yang menimbulkan kesan terhadap suatu rumah atau ruangan.
Baca Juga: Mengapa Harus Mempertimbangkan Dian Pelita Indonesia sebagai Supplier Lampu Panasonic?